Jumat, 14 Agustus 2009

IB nafas agaminis dalam bisnis


IB (islamic bangking)  adalah bank-bank yang menggunakan prinsip syariah, sehingga orang lebih mengenalnya sebagai bank syariah. Ada banyak bank syariah yang terdapat di Indonesia tetapi tidak banyak orang yang tau dan mengerti konsep yang di usung oleh bank syariah. Untuk itu kita melihat lebih dalam tentang konsep bank yang istimewa ini.

sebagai bank yang mendasarkan diri pada prinsip syariah maka IB memiliki kultur atau budaya yang agamis, mulai dari pengelolaan sampai pada pemasaran. dalam hal pemberian pinjaman IB tidak memperkenankan spekulasi. selain unsur gharar, kehatitian dalam memberiakan pinjaman juga akan mengurangi resiko kerugian ataupun kredit macet.  pihak yang menerima pinjamanpun tidak boleh sembarangan, mereka harus dari kalangan usaha yang halal sesuai hukum syariah.

untuk urusan pembayaran pinjaman, IB menerima sesuai dengan nilai pinjaman (tanpa bunga). hal ini sesuai dengan hukun syariah yang mengharamkan menghasilkan uang dari uang.

untuk membiayai operasionalnya IB menerapkan prinsip bagi hasil tentu saja bukan hanya hasil yang di bagi tetapi juga kerugian yang terjadi. ini adalah nilai plus yang menjadikan IB istimewa dan memiliki nilai jual yang tinggi di masa depan.

pelayanan yang diberikan IB pun cukup bervariasi. misalnya dalam pinjaman ada yang di sebut mudhorobah yaitu perjanjian antara pemilik dana dengan peminjam dana. setiap keuntungan yang didapat akan dibagi sesuai rasio tertentu. resiko kerugian ditanggung penuh oleh Bank kecuali kerugian yang disebabkan oleh kesalahan pengelolaan, kelaian, penyalahgunaan, penyimpanan dan sebagainya. dalam pengelolaan tidak ada campur tangan dari pemilik dana.

ada juga yang disebut musyarokah konsepnya hampir sama dengan Joint Venture.  setiap keuntungan yang didapat akan dibagi sesuai rasio tertentu. resiko kerugian ditanggung bersama. dalam pengelolaanpun pemilik dana ikut campurtangan dalam pengunaannya.

murobahah yaitu pemberian dana dalam bentuk jual beli. dalam konsep ini seperti halnya kalu kita kredit barang. jadi bank akan membelikan barang yang kita butuhkan, kemudian bank akan menjual barang tersebut kepada kita, tentu saja harga sudah dinaikan untuk keuntungan bank. setelah itu kita membayar barang tersebut dengan cara mengangsur. cicilan tersebut dalam bentuk flat. margin atau keuntungan yang di peroleh bang sesuai dengan kesepakatan serta untuk jangka waktu cicilanpun berdasarkan kesepakatan. 

untuk farian tabungan sendiri IB memberikan beberapa alternatif antaralain yang disebut dengan wadi'ah yang berkonsep jasa penitipan. dalam konsep wadi'ah nasabah boleh menggambil dana sewaktu-waktu. pihak bankpun tidak wajib memberikan bagian keuntungan tetapi bank di ijinkan memberikan hadiah.

konsep yang lain adalah deposito mudhorobah. seperti deposito biasa, dimana nasabah hanya dapat menarik dana dalam jangka waktu tertentu. hanya saja dalam konsep ini tidak ada bunga tetap bank berkewajiban memberikan bagian dari hasil investasi yang dilakukan bang dari dana nasabah sesuai nisbah tertentu.

IB di indonesia cukup luas pangsa pasarnya ditambah mayoritas penduduk negara indonesia yang beragama Islam. sekarang ini dapat kita lihat hampir disetiap kota terdapat bank syariah, bahkan di kecamatan pun sudah banyak berdiri. begitu banyak peluang yang belum terexplor dengan baik untuk IB. banyak faktor yang mendukung konsep IB di indonesia. mulai dari kultur, budaya, agama dan sebagainya.

IB merupakah konsep baru dalam dunia perbankan dan merupakan patner bisnis yang ramah sesuai konsep syariahnya. IB juga menjamin kehalalan bisnis anda didanai dengan dana yang halal. IB juga menyajikan konsep perbankan yang ramah bagi para nasabahnya.

Sabtu, 08 Agustus 2009

yang slalu dicari orang


Rumah Jiwa 

INI satu kisah tentang sembilan bersaudara yang telah berhasil dalam
meraih karir dan cita-cita yang diimpikan. Dari kesembilan
bersaudara tersebut, hanya seseorang yang memiliki rumah sangat
sederhana. Delapan bersaudara yang lain, rumahnya tergolong mewah
dan lapang. Bahkan berlantai dua. Lantas, ada apa dengan rumah
sederhana itu?

Rumah itu tak luas. Tergolong rumah mungil dengan nama generik: tipe
36. Namun kok anehnya, orang yang tinggal di sana selalu berwajah
ceria, senang, dan hampir tak ada cekcok.

Tidak hanya itu. Di waktu-waktu tertentu, saat liburan sekolah tiba,
rumah sederhana itu tiba-tiba penuh sesak dengan anak-anak. Usut
punya usut, mereka adalah keponakan si empunya rumah, Pak Joko,
itulah nama pemilik rumah sederhana itu. Mereka datang ke sana, dari
berbagai tempat. Dalam setiap acara dan kegiatan, para saudara dekat
dan jauh mereka, lebih senang memilih dan menginap di rumah
tersebut. Bukan semata karena mereka tak punya uang untuk sekadar
menginap di rumah yang sempit itu. Dengar-dengar, ayah mereka hidup
berkecukupan.

Pernah beberapa kali, ketika kakak dan adiknya Pak Joko mengadakan
hajatan dan menyediakan lantai duanya yang lebih lapang dengan
beberapa kamar untuk menginap, mereka malah memilih untuk menginap
di rumah Pak Joko. Mereka pun diantar ke rumah itu dengan mobil yang
masih mengilap dan baru modelnya.

Tapi memang begitulah faktanya. Mereka justeru lebih senang jika
bertandang dan bertamu ke rumah Pak Joko walau rumahnya tergolong
sederhana. Itulah yang dirasakan saudara-saudara Pak Joko. Ya, tapi
kenapa mereka mau berdesakan di sana?

Pakde Joko, begitulah mereka memanggilnya. Pria berambut keriting
dengan kacamata yang selalu nangkring di hidungnya itu punya cara
asoy untuk menjadikan rumahnya selalu membuat betah pengunjungnya.

Pak Joko tak pernah menyuguhkan kemewahan dan fasilitas layaknya
hotel berbintang lima. Keluarga Pak Joko hidup secara sederhana.
Jika tamu-tamu datang, Pak Joko beserta isterinya hanya menyuguhkan
minuman teh dan kopi panas ditambah makanan khas daerah.

Tetapi yang paling penting yang diberikan Pak Joko kepada tamu-
tamunya ialah sikapnya yang justru membentuk rumahnya yang sederhana
menjadi rumah jiwa. Rumah jiwa, rumah yang diisi oleh keramahan,
ketulusan, kesederhanaan, kenyamanan, dan keikhlasan yang
ditampilkan oleh Pak Joko beserta keluarganya.

Keramahan. Itulah yang dilakukan Pak Joko setiap kali menerima
saudara dan tamunya. Pak Joko selalu menyambut dengan penuh
kehangatan. Dengan tawa dan senyum yang tak pernah lepas setiap kali
ia berjumpa dengan orang lain. Pak Joko sendiri memang pandai
bergaul kepada setiap orang. Berbicara dengan penuh canda dan
persahabatan kepada setiap orang tanpa kecuali.

Ketulusan. Pak Joko tak pernah menolak bahkan mengeluh sedikitpun
kepada siapa saja yang bertandang ke rumahnya. Ia tak pernah
membedakan status seseorang yang hadir di rumahnya. Semua ia layani
dengan penuh ketulusan.

Kesederhanaan. Itu jugalah yang ada pada keseharian Pak Joko.
Hidupnya betul-betul sederhana, jauh dari kemewahan. Ia melayani
saudara dan tamunya apa adanya. Pak Joko tak pernah membuat sesuatu
menjadi ada kalau memang tidak ada, atau istilahnya, mengada-ada
yang tidak ada. Begitu juga sebaliknya, Pak Joko tak pernah
menyembunyikan yang ada menjadi tidak ada. Malah, saudaranya yang
selalu membawakan oleh-oleh dan panganan ringan untuk disantap
bersama.

Kenyamanan. Setiap orang yang berkunjung ke rumahnya selalu merasa
nyaman. Kalau orang seberang bilang, feel like at home. Merasakan
seperti rumah sendiri.

Dan ini yang paling penting, keikhlasan. Pak Joko selalu menerima
siapa saja yang hadir di rumahnya dengan penuh keikhlasan. Tanpa
pamrih sekalipun.

Dengan kata lain, rumah Pak Joko merupakan pantulan jiwa Pak Joko
sendiri. Memang begitulah sejatinya sebuah konsep rumah. Bukan dalam
pengertian fisik rumah itu sendiri. Rumah bukanlah sebuah tempat tinggal biasa,
tetapi lebih dari itu.

Rumah yang baik adalah rumah yang diisi oleh jiwa-jiwa yang baik.
Jiwa-jiwa yang penuh dengan ketenangan. Penuh ketulusan, keikhlasan,
dan memiliki kedamaian

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda membangun rumah jiwa disana?

dari inspirasi pagi imelda

senangnya bersama anak-anak


Dasar Anak-anak! 

Berada di tengah-tengah anak-anak kita di waktu luang adalah suatu kebahagiaan
yang tak ternilai oleh apapun (kalau memang kita benar-benar menikmatinya),
Karena ada saja yang membuat kita tertawa...


Episode I
Suatu hari..karena ada tetangga yang terkena DB, maka RT kami mengadakan
penyemprotan di rumah-rumah warga. Walupun asapnya menyesakkan dada, tapi ada
hal yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal... 
Kata anak saya yang kecil:"ma, kenapa sih kok rumah kita pakai disemprot
segala?". belum sempat saya jawab, anak saya yang besar jawab.."ya, kalau adik
ga mau digigit nyamuk, tidurnya di becak aja". "Lho, emang kenapa, bang?".
Sambil berlalu, anak saya yang besar bilang "kan, nyamuk takutnya sama tiga
roda?.

Episode II
Suatu kali, anak saya yang kecil minta saya menggambar sesuatu...
Tiba-tiba datang anak saya yang besar "Sini dik, abang gambarin naga"...dengan
senang hati adiknya memberikan buku gambarnya....Lalu si abang gambar bulatan
aja sebesar telur..."Nih, udah gambarnya"...Kata adiknya:"lho, naganya mana,
bang?". Dengan entheng si abang berlalu sambil menjawab "ya, tungguin aja dik
telurnya...nanti juga pecah keluar naganya".

Episode III
Si adik sepulang sekolah suka cerita dan senang berandai-andai (karena seusia
dia memang suka berimajinasi teruama kalau dia punya keinginan.......)
Kata si adik pada saya:"Ma,.seandainya nih...hari ini kita punya uang 1 miliar.
Mama mau beli apa aja?. Saya diam sambil tersenyum..masih nebak-nebak arah
impian dia sebenarnya....Lalu dia melanjutkan:"pasti mama beli mobil baru yang
kaya punya tante anu,..mama juga...pasti beli hp baru....dst, Kalau aku
nih...mau beli beedos, beli komputer-komputeran...wah, banyak deh". Eh, datang
abangnya nyeletuk: "Wah, kalau abang nih punya uang 1 miliar...abang mo bagiin
semua orang, semua tetangga, lalu abang obral semuanya dengan pesawat....". Kata
adiknya:"Lho, kok gitu, bang?Nanti kalau uangnya habis, gimana?....Jawab si
abang dengan santainya...."Ya...kita ngelamun aja lagiii..."

Nikmatnya bersama anak-anak! Anak cerdas bukan hanya yang super
pintar...tapi, anak yang mudah merespon sesuatu dengan baik terutama bisa
merespon kondisi lingkungannya dengan baik, apa bukan juga anak cerdas?Jadi,
apapun dan bagaimanapun anak kita pasti mereka adalah kebanggaan kita yang

membuat kita selalu bahagia dan santai di dekat mereka.

dari inspirasi pagi imelda

menjadi istri sekaligus istri


Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri
Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang
masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya
tak menemukan kesempatan untuk istirah barang sekejap, Kalau saja tak ada
air
wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa
kecantikannya sudah tak ada
lagi.


Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa
merasakan betapa segar
udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan
kesegarannya.
Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya,
membisingkan telinganya
dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru
berganti pakaian,
sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus
mencucinya.


Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tenang dia? Masihkah Anda
memimpikan tentang
seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti
kisah dari negeri
dongeng sementara di saat yang sama. Anda menuntut dia untuk nenjadi istri
yang penuh
perhatian, santun dalam bicara, lulus dalam memilih kata serta tulus dalam
menjalani tugasnya
sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan
kewajiban istri tetapi
dianggap sebagai kewajibannya.


Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan
yang sempurna,
yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak
Anda membiarkan
istri kita membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya
ingin mengajak Anda
melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa
jiwanya, maka
amat wajar kalau ia tidak sabar.
begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh
kesempatan untuk
tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah
jarinya yang
lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita menjerit karena cubitannva yanq
bikin sakit.


Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja
secara
kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah
manusia yang
membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta
kepada Anda.

Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau
mendengar.
Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan
untuk mendengar,
atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan
siapa-siapa
kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang
suaminya tidak
terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh
ledakan, meski
yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar
melainkan
semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam
menghadapi 'Aisyah
yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang
dipecahkan.


Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.

Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh,
maka bukan
hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain.

Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi
beku, dalam
menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan
agar anak-anak itu
tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta
dan kasih-sayang.

Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar
ia masih tetap
memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita.
Sepenat apa pun ia.


Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi
mestikah kita menunggu
sampai mukanya berkerut-kerut.
Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika
perjalanan waktu telah
melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu.
lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk
menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang
berbunga-bunga, bisa
tanpa kata.Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.
Tubuh yang letih
itu, alangkah bersemangatnya jikadi saat bangun nanti ada secangkir minuman
hangat yang
diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.

Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman
hangat untuk
istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"


Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar
membantunya
menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan
tindakan-tindakan lain, asal tak
salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan
anak,
atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena
gender-friendly;
tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena
Allah, tak
ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita
saat berjumpa
dengan Allah di yaumil-kiyamah.

Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada
pengakuan untuknya,
baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah
yang terkasih.

Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata
duka yang menetes
dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga
baginya, tak ada
lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa
tak didengar. Dan
semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita
akan
berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap
tentang suaminya,
Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."


Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau
perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak
untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa
mengusik tidurnya,
tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.

Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang
oleh perubahan,
Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita
kecuali laki-laki
yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.

Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri
kita. "Wahai
manusia,sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana
kalian
mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw. melanjutkan,
'kalian mengambil
wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka
dengan kitab Allah.

Takutlah lepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian
untuk selalu
berbuat baik. "

dari milis motivasi