Sabtu, 25 Desember 2010

Soft Drink


tepatkah keberadaan anda sekarang?
Saya akan memberikan suatu perumpamaan bagus dari tulisan Kanezane Arihyoshi

Ada 3 kaleng soft drink, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng softdrink pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng softdrink lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng softdrink ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng softdrink itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

mengapa ketiga kaleng softdrink tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Ya, Lingkungan kita mencerminkan harga kita.

Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil.
(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Senin, 20 Desember 2010

Lalat dan Semut


Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar” katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarang nya untuk mencari makan dan ketikamenjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, ” Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?”. “Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita”

Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?”. Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama”.

Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius. “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini”.......

dari milis motivasi

Kamis, 16 Desember 2010

Kura Kura


Alkisah, di tepian sungai sebuah hutan, tampak seekor kura-kura sedang berjalan di sana. Mendekatlah sahabatnya, seekor pelanduk.

“Hai kura kura, apa kabar pagi ini?”

“Hai juga pelanduk. Yah…beginilah aku. Jalanku lambat dan tidak mungkin bisa berlari secepat dirimu,” jawab si kura-kura dengan suara iri.

Si pelanduk melanjutkan berkata, “Sobat, seiisi hutan sedang resah saat ini. Raja hutan sedang mengerang kelaparan dan mulai mencari mangsa. Duh, giliran siapa ya yang akan menjadi santapannya kali ini? Jujur saja, aku kasihan kepadamu! Jalanmu begitu lambat, pasti akan menjadi korban empuk bagi sang raja.”

Dengan suara memelas si kura-kura berkata, “Sobat, tolong ajari aku cara berlari cepat seperti kamu agar aku bisa menyelamatkan diri bila hendak dimangsa oleh raja hutan.”

Si pelanduk setuju dan sejak saat itu, si kura-kura rajin berlatih berlari cepat seperti yang diajarkan oleh pelanduk.

Hingga suatu hari, sang raja hutan berada tak jauh dari si kura-kura. Melihat jalan si kura-kura yang (menurutnya) aneh, si raja hutan hanya mengikuti sambil mengeluarkan suara erangan dan mempermainkannya dengan kuku kakinya. Lalu, karena ketakutan yang luar biasa, si kura-kura akhirnya menghentikan usaha berlarinya. Diapun menarik seluruh anggota tubuhnya ke dalam tempurung, terdiam memejamkan mata dan pasrah kepada nasib—menunggu eksekusi dari si raja hutan.

Tempurung kura-kura yang diam seperti batu bukanlah benda yang asyik untuk dimainkan, juga bukan barang yang nikmat untuk dimakan. Maka, tidak lama kemudian si raja hutan pun meninggalkan kura-kura.

Monyet di atas pohon pun berteriak nyaring ke kura-kura, “Hai kura-kura, bangunlah!! Bahaya sudah berlalu!”

Serasa tidak percaya, si kura-kura perlahan menjulurkan kepalanya melihat ke arah monyet, “Huah, aku selamat!”

“Benar, engkau selamat! Engkau sungguh hewan yang sangat beruntung karena tempurung perlindunganmu menempel di tubuhmu. Jika ada bahaya mengancam, engkau tidak perlu lari cepat-cepat seperti kami! Maka, tidak perlu belajar berlari cepat seperti pelanduk atau memanjat pohon seperti kami. Karena sesungguhnya setiap makhluk hidup memiliki kelebihan dan kekurangnya masing-masing.”

Sambil tertunduk malu si kura menjawab, “Ya, benar! Sobat, terima kasih atas nasihatmu. Sekarang aku tahu, tidak ada yang perlu disesali karena menjadi seekor kura-kura. Tidak harus menjadi seperti makhluk lain. Ternyata, aku juga makhluk yang memiliki kelebihan istimewa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya!”

Setiap orang yang dilahirkan di dunia ini pasti punya manfaat! Juga, pasti memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, kalau kita hanya berfokus pada kelebihan orang lain atau pada kelemahan diri kita sendiri, maka keyakinan dan kepercayaan diri kita sulit dikembangkan.

Untuk itu, kita perlu mengenal serta mengembangkan kekuatan/kelebihan kita.

Saya percaya, sekecil apapun kemampuan kita pada awalnya, namun kalau kita fokus dan penuh kesungguhan hati dalam mengembangkannya, lambat laun keyakinan dan kepercayaan diri kita akan tumbuh dengan sehat, serta membawa kita pada kemenangan dan kesuksesan.

dari milis motivasi

Selasa, 14 Desember 2010

Aku Ingin Satu Angka Lagi


Aku Ingin Satu Angka Lagi

Kali ini saya ingin share soal Rudy Hartono..Juara All England sebanyak 8 kali. Berikut ini adalah cerita yang pernah diceritakan pada saya beberapa waktu yang lalu :

"Pada suatu kejuaraan All England, Rudy Hartono berhadapan dengan Sture johnson, Juara Eropa asal Swedia, Situasi benar benar kritis, Pada Set pertama Sture Johnson unggul 15 - 4 dan set kedua ia sudah unggul 14 - 0 . Semua pendengar RRI dan pemirsa TVRI benar benar terhenyak, satu angka lagi tamatlah Rudy Hartono.
Alhamdulillah, teriak penyiar RRI, Shutelcock berpindah ke tangan Rudy. "Aku Ingin Satu Angka Saja" kata Rudy ketika Memulai Service, ternyata 1 - 14 . "Aku Ingin Satu Angka Lagi" , dan terjadilah 2 - 14 . Akhirnya 14 - 14 dan Rudy mengakhiri set kedua dengan 17 - 14 . Sture Johnson benar - benar heran, Penonton INDONESIA riuh Rendah. Set ketiga, Rudy lagi - lagi menyatakan , "Aku ingin satu angka lagi....Aku ingin satu angka lagi". Dan set ketiga berakhir dengan 15 - 0 untuk Rudy Hartono. Ia pun maju ke final melawan Finalis dari Denmark, Svend Pri"

Dari cerita di atas ada beberapa hal yang ingin saya share :
1. Jangan pernah menyerah.
Seperti halnya Rudy Hartono, meskipun kita nampaknya sulit meraih cita-cita tetapi teruslah berjuang dan berjuang, sebab sebelum mencapai cita-cita maka itu tandanya masih ada peluang untuk meraih cita-cita. Selama masih ada kesempatan berarti masih bisa berhasil.

2. Kesuksesan itu diraih setahap demi setahap
Tidak ada kesuksesan yang datang tanpa didahului kesuksesan yang lain. Contohnya : kita harus lulus jenjang SD dahulu sebelum bisa ke SMP, dan lulus SMP untuk bisa ke SMA, dst. Jadi tetaplah tekun untuk raih cita-cita.

dari milis motivasi

Kamis, 28 Oktober 2010

Perjalanan Bersama Malaikat


Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima". Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan berkat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih". "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu. Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.

Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, Karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik ibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih diberkati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca
sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa. diberkatinya kita semua. "Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ".

Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih. "Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi".

dari milis motivasi

Minggu, 10 Oktober 2010

AIR atau AWAN


Di sebuah tempat nan jauh dari kota di Jawa Barat , tampak seorang pemuda bergegas menuju surau kecil. Wajahnya menampakkan kegelisahan dan kegamangan.
Ia seperti mencari sesuatu di surau itu.

"Assalamu'alaikum, Kabayan " ucapnya ke Kabayan yang terlihat sibuk menyapu ruangan surau. Spontan, si Kabayan itu menghentikan sibuknya. Ia menoleh ke si pemuda dan senyumnya pun mengembang.

"Wa'alaikumussalam. Mangga. Mari masuk!" ucapnya sambil meletakkan sapu di sudut ruangan.
Setelah itu, ia dan sang tamu pun duduk bersila.

"Ada apa, Jang ?" ucapnya dengan senyum yang tak juga menguncup.
"Kabayan , Aku diterima kerja di kota!" ungkap sang pemuda kemudian.
"Syukurlah," timpal si Kabayan bahagia. "Kabayan, kalau tidak keberatan, berikan aku petuah agar bisa berhasil!" ucap sang pemuda sambil menunduk.

Ia pun menanti ucapan si Kabayan di hadapannya.

"Jang , Jadilah seperti air. Dan jangan ikuti jejak awan," untaian kalimat singkat meluncur tenang dari mulut si Kabayan.
Sang pemuda belum bereaksi. Ia seperti berpikir keras memaknai kata-kata Kabayan.

"Maksud, Kabayan?" ucapnya kemudian.
"Jang , Air mengajarkan kita untuk senantiasa merendah. Walau berasal dari tempat yang tinggi, ia selalu ingin ke bawah. Semakin besar, semakin banyak jumlahnya; air kian bersemangat untuk bergerak kebawah. Ia selalu mencari celah untuk bisa mengaliri dunia dibawahnya," jelas si Kabayan dengan tenang.

"Lalu dengan awan,Kabayan?" tanya si pemuda penasaran.

"Jangan sekali-kali seperti awan, Jang. Perhatikanlah! Awan berasal dari tempat yang rendah, tapi ingin cepat berada di tempat tinggi.
Semakin ringan, semakin ia tidak berbobot; awan semakin ingin cepat meninggi," terang si Kabayan begitu bijak.

dari milis motivasi

Teman Sejati


Teman Sejati 
Perasaan takut bercampur sedih mewarnai hati seorang prajurit Perang Dunia I ketika dia melihat sahabat baiknya tumbang dalam pertempuran. Berada didalam parit dan dibawah desingan peluru diatas kepalanya, dia meminta ijin kepada atasannya untuk dapat pergi ke depan membawa kembali temannya itu.

""Kamu boleh pergi,"" kata sang letnan, tapi aku kira tak akan ada gunanya. Temanmu mungkin sudah mati dan mungkin saja nyawamu akan melayang." Nasihat atasannya itu bukan masalah baginya, dan dia kemudian bergegas maju kedepan untuk menjemput kembali temannya itu. Ajaib nya dia dapat meraih tubuh sang teman, memanggulnya dan masuk kembali kedalam parit perlindungan. Sang atasan segera mengecek keadaan sang prajurit yang terluka itu, dan kemudian berpaling melihat kearah temannya.

"Sudah aku bilang tak akan ada gunanya," katanya. " Temanmu sudah meninggal dan kamu terluka parah." 
" Tetap ada gunanya, pak,"kata prajurit itu. "Apa maksudmu ada gunanya?" kata sang atasan. " Temanmu telah meninggal," 
"Ya,pak," Jawab prajurit itu. " Tetap ada gunanya karena ketika saya sampai ketempat ida tergeletak, dia masih hidup dan saya mendapatkan kepuasan ketika dia berkata,
" Jim...., aku tahu kamu akan datang."

Sesuatu akan dikatakan berguna atau tidak tergantung pada bagaimana kita melihatnya. Kumpulkan semua keberanian anda dan lakukan apa yang dikatakan oleh hati handa sehingga anda tidak akan menyesal nantinya karena tidak melakukannya.

Teman sejati adalah teman yang berjalan masuk, ketika yang lain berjalan keluar."

dari milis motivasi

hanya sebatas doa


Suatu hari, seorang pemuka agama dimintai bantuan oleh seorang wanita malang yang tidak punya tempat berteduh.
Karena sangat sibuk, pemuka agama itu berjanji akan mendoakan wanita tersebut.

Beberapa saat kemudian wanita itu menulis puisi seperti ini :

Saya kelaparan ...
dan Anda membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparan saya

Saya tergusur ...
dan Anda ke tempat ibadah untuk berdoa bagi kebebasan saya

Saya ingin bekerja ....
dan Anda sibuk mengharamkan pekerjaan yang Anda anggap tidak pantas, padahal halal dan saya membutuhkannya

Saya sakit ...
dan Anda berlutut bersyukur kepada Tuhan atas kesehatan Anda sendiri

Saya telanjang, tidak punya pakaian ...
dan Anda mempertanyakan dalam hati kesopanan penampilan saya,
bahkan Anda menasehati saya tentang aurat.

Saya kesepian ...
dan Anda meninggalkan saya sendirian untuk berdoa

Anda kelihatan begitu suci, begitu dekat kepada Tuhan
tetapi saya tetap amat lapar, kesepian, dan kedinginan ...

Setelah membaca puisi itu ...
Pemuka agama tadi terharu dan berkata : "kasihan wanita itu" ... lalu sibuk berdoa kembali, dan wanita itu tetap tidak memperoleh tempat berteduh.

teman-temanku, dalam memberi bantuan, kita sering lebih banyak menyampaikan teori, nasihat, atau perkataan-perkataan manis. Namun, sedikit sekali tindakan nyata yang kita lakukan. Berusahalah untuk membantu orang, mengasihi orang, bukan hanya dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan nyata.

dari milis motivasi

Sabtu, 18 September 2010

bangun dan taklukan tantangan hari ini


Elang dan Kalkun 
Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!”. Elang membalas, “Kedengarannya ide yang bagus”.

Jadi kedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung,namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung manis ini”.

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagung milikmu bagi kami?”. Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan”. Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.

Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan”. Kalkun tambah bingung, “Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!. Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” Elang dan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup.”

Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa mbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.

Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap dimana ada makanan gratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana ke depannya.

Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda…Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi…

Seperti pepatah kuno “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”.

segerlah bangun di pagi hari dan bersiaplah tuk taklukan tantangan hari ini


dari milis motivasi

Minggu, 12 September 2010

Masihkah kita peduli?


Masihkah kita peduli?
Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa kepada Tuhan. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama yang mereka panjatkan. Mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong. Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal.
Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima pemberian Tuhan karena doa-doanya tak terkabulkan. Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, “Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?”
“Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki ke satu ini. “Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa.”
“Kau salah!” suara itu membentak membahana. “Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.”
“Katakan padaku,” tanya lelaki ke satu itu. “Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?” “Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!”

KI/ Kesombongan macam apakah yang membuat kita menganggap bahwa hanya harapan dan doa-doa kita yang terkabulkan? Betapa banyak orang yang tidak mengorbankan sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain.....
dari milis motifasi

Selasa, 07 September 2010

Sukses & Arogansi


Sukses & Arogansi 
Ada Seorang Pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal. Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik. “Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa,” katanya pongah. Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi. Sisanya hanya kelompok para ‘penjilat’ yang tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.

Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, yang tiap hari memberi suatu bagi orang lain.
KI/ Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal.

dari milis motivasi

Sabtu, 24 Juli 2010

renungan KEPITING


Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahusifatkepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki. Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakankepiting sawah. Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat.Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, laludimasukkanke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.


Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantapuntuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaanini,kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,sekuattenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipunhasilburuannya selalu berusaha meloloskan diri.Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.


Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar daribaskom,teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagitemannyaakan menariknya turun...dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar. Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilahsekawanan kepiting yang dengki itu. Begitu pula dalam kehidupan ini...tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.


Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalamikesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraihdengan jalan yang nggak bener.
Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi,sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidaksegerakita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri. Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnisataupersaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih pentingdari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.


Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalahdalamsuatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.
Pertanda seseorang adalah 'kepiting':
1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi)yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalambertindak


2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan


3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahuikelemahandirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yangakankeluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.


..Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom,namun yah...dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya...


Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama. Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda menjadi pribadi yang sehat dan sukses.

dari milis motivasi

Senin, 19 Juli 2010

“Kapan Batu-Batu ini akan Menjadi Madu ?!!”


“Kapan Batu-Batu ini akan Menjadi Madu ?!!”

Tersebutlah seorang guru yang tengah mengadakan perjalanan dengan murid-muridnya ke sebuah gunung. Ia memerintahkan para murid untuk membawa batu. Ukuran batu diserahkan pada kesanggupan masing-masing murid. Perintah yang sedikit membingungkan ini ditaati dengan beragam oleh mereka. Alhasil batu yang mereka bawapun jadi sama sekali berbeda.

Murid yang agak bodoh namun taat, menyusahkan diri dengan membawa batu yang cukup besar. Pokoknya : aku dengar- aku taat, begitu pikir mereka. Sedangkan mereka yang merasa diri lebih cerdas, memilih membawa batu kegenggaman tangan, lengkap dengan semboyan : tulus seperti merpati, cerdik seperti ular. Sisanya, kaum kritis dan pesimis, memasukkan kerikil kedalam kantung mereka. Yang penting khan batu ?

Setelah melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan, akhirnya merekapun tiba dipuncak gunung. Lalu segera setelah itu. “Bim Salabim ! Abrakadabra !!!”. Sang Guru pun mengubah batu-batu yang dibawa oleh murid-muridnya itu menjadi madu. Madu hutan yang begitu manis dan menyegarkan.

Beberapa hari kemudian, perjalanan yang sama pun berulang. Sang Guru menyuruh mereka mendaki gunung yang sama, kali ini Sang Guru akan menyusul kemudian.

Belajar dari sebuah pengalaman, sebagian besar para muridpun memutuskan untuk membawa batu sebesar-besarnya. Kali ini tidak ada yang membawa batu segenggaman, apalagi kerikil dalam kantung. Namun aneh, murid-murid yang bodoh, tidak membawa secuil pasirpun.

“Kok nggak bawa ?”, tanya murid yang lain pada mereka.

“Habis, nggak disuruh”, jawab kelompok yang bodoh.

“Awas ya, jangan minta !”, timpal yang lain dengan senyum sinis.

Merekapun tiba dipuncak gunung. Setelah tiba disana, beberapa jam kemudian, Guru merekapun tiba. Sang Gurupun menyuruh para murid beristirahat sejenak, untuk kemudian melanjutkan perjalanan turun gunung dan kembali kerumah masing-masing.

Maka batu-batu besar itu tetap tinggal sebagai batu besar. Tidak ada madu, batu tetap batu. Menyakitkan bahu, memegalkan pinggang, membuat lutut gemetar, bibir menggerutu, serta menguras keringat dan nafas.

Segala kesuksesan dan pencapaian, kerap kali membanggakan dan membuat manusia lupa diri, begitu juga dengan diri ku pribadi. Hingga suatu saat seorang tua bijaksana namun nyentrik dan kaya raya, membisikkan wejangan ini padaku.

“Made, Anda lihat semua ini ? Seluruh pabrik, deretan mobil jaguar, super market ternama, berhektar-hektar tanah dan properti mewah. Semua kekayaan ini adalah pemberian.. Kerja keras, kecerdasan, ide-ide brilian dan keseluruhan yang orang namakan sebagai sebuah kesuksesan, bukanlah faktor penentu semua itu. Semua ini adalah sebuah pemberian dari NYA“

Apa ???!! Pemberian ? Yang bener aja !!

Baru saja orang tua itu bicara soal bagaimana ia terpaksa harus menjadi tukang batu untuk memberikan sepiring nasi untuk istrinya. Lalu betapa susahnya menjajakan telur, hasil ayam-ayam piaraannya, dari pintu-kepintu kepada para ekspatriat di Kemang sana. Kemudian tentang beberapa pelajaran dan kerugian yang harus ia tanggung, sebelum akhirnya kembali bangkit dan mengerjakan segala sesuatu dengan lebih berilmu. Dan sekarang beliau menyimpulkan semua ini adalah sebuah pemberian ???!!

Sebuah bahan renungan yang pantas untuk dikontemplasikan. Memang seringkali tangga kedewasan yang lebih tinggi akan menertawakan kekerdilan yang kita lakukan ditangga-tangga terbawah.

Apakah penambahan harta akan membawa bertambahnya kebahagiaan ?

Apakah seluruh pengejaran akan kesuksesan akan membawa ketentraman lahir bathin ?

Apakah ketenaran akan membawa kedekatan dann keteduhan dalam rumah tangga ?

Apakah kesibukan dan kerja keras akan membawa kesehatan ?

Sejak saat itu paradigma kesuksesan, keterkenalan dan kekayaan yang ku miliki mengalami revolusi luar biasa. Titik-titik beratnyapun berpindah tempat sedemikian rupa. Sehingga ide dasar yang dikatakan oleh orang tua itupun terkuak semakin jelas untuk dipahami.


Bahwa memang benar segala rejeki, kemuliaan dan harta yang berkah adalah pemberian dari NYA. Manusia sama sekali tidak pantas membusungkan dada akan segala yang ia miliki karena itu semua diijinkan mendekat dan kita miliki. Bahkan jika saat ini masih ada pelukan sayang yang teduh dari suami, istri, anak, ibu dan ayah, yang dapat kita rasakan adalah juga merupakan sebuah pemberian dari NYA

Dengan begitu, hidup ini akan menjadi serangkaian perjalanan yang begitu mengasyikkan ditemani Sang Pencipta, bukan sebuah pendakian gunung yang traumatis dan menegangkan, dengan memikul batu besar yang begitu berat dipundak. (*)

dari milis motivasi

Kamis, 08 Juli 2010

The Power of "Ojo Dumeh"


Di antara filosofi hidup orang jawa yang paling terkenal mungkin adalah "ojo
dumeh". Bahkan filosofi ini sudah mulai digunakan oleh kalangan yang lebih
luas, tidak terbatas pada orang jawa saja. Ojo dumeh yang dalam bahasa
sekarang mungkin bisa diterjemahkan langsung sebagai "jangan
mentang-mentang" ini dianggap filosofi yang aplikatif sepanjang masa dan
sangat powerful.

Ajaran ojo dumeh menyarankan kepada kita agar jangan sampai kelebihan
ataupun kehebatan yang kita miliki justru menjadi bumerang, membunuh diri
sendiri. Kelebihan seseorang bisa dalam bentuk kekayaan, keahlian, jabatan,
ketampanan atau kecantikan, kepopuleran, ataupun keturunan.

Dalam hal kekayaan misalnya, jangan mentang-mentang kaya kemudian tidak
menghargai yang miskin, apalagi melecehkan ataupun menghina. Ojo dumeh!
Kekayaan yang kita miliki tidak bisa dijamin akan abadi. Bisa saja hari ini
kita kaya tetapi malam nanti kekayaan kita dirampok orang dan ludes semua
kekayaan kita. Kalau hal seperti itu terjadi, mau apa? Ini adalah refleksi
dari realita kehidupan di mana ada kaya ada miskin, ada yang pintar ada yang
bodoh, dan sebagainya. Yang kaya bisa saja menjadi miskin dan yang miskin
bisa saja menjadi kaya.

Untuk itulah maka kearifan jawa ini selalu mengingatkan kita untuk ojo
dumeh. Jangan mentang-mentang memiliki kelebihan kemudian menjadi sombong,
tidak terkendali, lupa diri, bahkan kemudian merendahkan orang lain.
Kearifan untuk ojo dumeh inilah yang mengantar banyak orang menjadi sukses.
Bahkan ojo dumeh dapat melipat gandakan kekuatan dan kelebihan kita sehingga
kita lebih powerful. Mengapa demikian?

Terdapat beberapa alasan mengapa ojo dumeh menjadikan kita lebih powerful.
Yang pertama, ojo dumeh selalu mengingatkan kita agar kita tidak tergelincir
kemudian jatuh dari posisi kita sekarang. Hal ini dikarenakan dengan selalu
ingat pada adanya posisi yang berada dibawah kita, memberikan sinyal bahwa
kalau tidak berhati-hati kita bisa terpeleset dan jatuh ke posisi tersebut.
Jadi ojo dumeh menciptakan kehati-hatian. Dengan kita berhati-hati, maka
pijakan kita menjadi lebih kuat. Kita tidak akan terpeleset, apa lagi jatuh.

Yang ke dua, ojo dumeh akan menyenangkan orang lain. Orang lain senang
karena kita tidak mentang-mentang, tidak merendahkan mereka. Saat kita
menyenangkan orang lain, orang-orang tersebut akan senang berada di sekitar
kita. Mereka tidak ingin kita jauh dari mereka. Apa lagi lepas dari mereka.
Artinya, mereka akan menjaga kita untuk stay in our position. Tetap di
posisi kita di sini bukan berarti kita tidak mereka inginkan untuk menapak
ke posisi yang lebih tinggi. Mereka justru berharap agar kita lebih membuat
mereka senang. Pada posisi yang seperti ini saja kita menyenangkan mereka,
sehingga pada saat kita berhasil berada di posisi yang lebih tinggi mereka
berharap bahwa kita akan lebih menyenangkan mereka.

Yang ke tiga, ojo dumeh menunjukkan bahwa kita adalah orang yang bersyukur.
Dengan tidak `mentang-mentang' berarti kita memberi pernyataan pada diri
sendiri bahwa posisi kita yang seperti ini cukup untuk kita dan wajib kita
syukuri. Kalau kita diberi lebih dari yang sekarang ini tentunya kita akan
lebih bersyukur lagi. Dengan demikian kita bisa menikmati apa yang sudah
kita miliki dan yang sedang kita alami.

Ke empat, ojo dumeh membuat kita hemat energi. Merendahkan orang lain,
mengumpat orang lain, dan berfikir negatif tentang orang lain hanya akan
menguras energi kita. Lebih baik kita menempatkan segala sesuatu pada
porsinya saja. Setiap orang mendapatkan rejekinya sendiri-sendiri. Ada yang
banyak, ada yang sedikit. Yang banyak bisa menjadi sedikit, dan yang sedikit
bisa menjadi banyak. Jadi, yang punya kelebihan bersyukur saja tanpa harus
mengecilkan orang lain. Berfikir positif seperti ini akan menghemat energi
kita. Apalagi orang yang merasa kita hargai tersebut juga kemudian
menghargai kita, hal tersebut justru akan me-recharge energi kita.

Ke lima, ojo dumeh merupakan pengendalian diri. Yang dimaksud pengendalian
diri disini adalah membawa diri kita kepada keadaan yang kita inginkan. Ojo
dumeh akan selalu mengingatkan kita bahwa ternyata disekitar kita banyak
sekali hal-hal yang berbeda dengan kita dimana perbedaan tersebut bukannya
sesuatu yang kita inginkan. Saat kita diberi kelebihan dalam hal kekayaan
misalnya, kita akan melihat bahwa di sekitar kita masih banyak orang yang
tidak seberuntung kita. Selama kita menyadari hal tersebut, dan kemudian
tidak mengecilkan orang-orang yang kurang beruntung, maka kita justru akan
diarahkan oleh keadaan untuk lebih baik dari keadaan kita sekarang dan
terhindar dari keadaan yang tidak kita inginkan. Kalau kita mengecilkan
orang lain, atau menghina, hal tersebut sama saja dengan kita menyamakan
posisi kita seperti posisi mereka. Sama halnya kalau kita marah pada orang
gila dan mengumpat orang gila, maka bukankah kita menjadi sama saja dengan
orang gila tersebut? Sudah tahu dia gila kok kita marah kepada mereka?
Demikian pula saat berhadapan dengan orang-orang yang tidak seberuntung
kita. Kalau kita merendahkan mereka juga sama saja kita down grade, sama
saja dengan mereka. Yang benar adalah saat kita lebih beruntung kita
membantu dan mengangkat orang yang kurang beruntung tersebut ke posisi yang
lebih baik. Kita boleh merendah, tetapi jangan merendahkan. Begitu kurang
lebih yang terkandung dalam ojo dumeh.

Yang ke enam, ojo dumeh menjadikan kita tidak "over valued" terhadap diri
sendiri. Kalau kita mentang-mentang, dan keadaan membiarkan kita terbuai
dengan ke"mentang-mentang"an kita, maka kita bisa lupa diri. Sebagai contoh,
mentang-mentang kita pandai kemudian kita membodohi orang lain. Orang lain
mungkin diam. Kita yang sedang membodohi rasanya tiba-tiba menjadi lebih
pandai, melayang tinggi lebih pandai lagi. Itu perasaan yang menipu. Kita
justru akan tertipu oleh "mentang-mentang" kita. Untuk itulah maka kalau
kita memegang kearifan "ojo dumeh" kepalsuan perasaan tersebut dapat kita
hindari. Hati-hati, kita bisa over valued terhadap diri sendiri, yang apa
bila kita tidak kuat bertahan, hal tersebut justru akan berbalik menjadi
menurunkan value kita.

Mari kita bawa kearifan "ojo dumeh" ini ke tempat kerja kita. Bayangkan kita
bekerja keras untuk menciptakan kinerja yang kita targetkan. Kemudian kita
bisa menapak satu posisi ke posisi berikutnya yang lebih tinggi, yang
akhirnya kita mencapai posisi puncak. Tetapi kita tetap rendah hati. Kita
tetap menghargai pendapat orang lain walau yang posisinya lebih rendah dari
kita. Kita tidak "mentang-mentang" mempunyai kekuasaan kemudian kita
sewenang-wenang dengan kekuasaan kita. Kita tidak mentang-mentang
berpenghasilan tinggi kemudian membelanjakan uang kita semau kita sampai
lupa berderma. Kita tetap mendengarkan teman kerja kita seperti apapun
posisi mereka. Kita tetap hemat dan semakin banyak berderma. Bagaimana
dengan profil seperti itu? Kita ingin orang tersebut lengser? Tentunya
tidak.

Untuk itulah maka kearifan "ojo dumeh" banyak dipelajari, dan diparaktekkan
orang di jaman modern seperti ini. Ojo dumeh mendorong kita untuk semakin
memanusiakan manusia (dalam istilah jawa disebut nguwongake). Ojo dumeh
tidak akan mengerdilkan diri sendiri, justru akan membuat kita menjadi besar
karena berjiwa besar. Ojo dumeh.


dari milis motivasi

Kamis, 10 Juni 2010

8 kebaikan virus HIV AIDS


sebagian besar orang berpendapat bahwa virus HIV AIDS merupakah virus yang sangat berbaha dan dapat menimbulkan kematian. Tetapi jika kita menelusuri dengan sungguh-sungguh kita dapat menemukan beberapa kebaikan virus HIV AIDS. berikut beberapa kebaikan yang terdapat pada virus HIV AIDS:

  1. Dapat mengurangi potensi selingkuh (karena takut tertular maka setia pada satu pasangan saja)
  2. mengurangi potensi kelelahan ( bagi yang sedang dalam perjalanan tidak jajan diluar karena takut tertular)
  3. mengurangi pengeluran saat diluar rumah ( sama no 2)
  4. mengurangi angka kehamilan diluar nikah ( karena takut tertular apa bila sex bebas)
  5. meningkatkan penjualan alat kontrasepsi
  6. mengurangi prostitusi (karena g laku kemudian bangkrut)
  7. mengurangi kepadatan penduduk ( yang terkena virus pada almarhum)
  8. mengurangi tingkat kejahatan sexsual

Minggu, 23 Mei 2010

Cinta Seorang Ayah


Setahuku, botol acar besar itu selalu ada di lantai di samping lemari di kamar orangtuaku. Sebelum tidur, Ayah selalu mengosongkan kantong celananya lalu memasukkan semua uang recehnya ke dalam botol itu. Sebagai anak kecil, aku senang mendengar gemerincing koin yang dijatuhkan ke dalam botol itu. Bunyi gemericingnya nyaring jika botol itu baru terisi sedikit. Nada gemerincingnya menjadi rendah ketika isinya semakin penuh. Aku suka jongkok di lantai di depan botol itu, mengagumi keping-keping perak dan tembaga yang berkilauan seperti harta karun bajak laut ketika sinar matahari menembus jendela kamar tidur.

Jika isinya sudah penuh, Ayah menuangkan koin-koin itu ke meja dapur, menghitung jumlahnya sebelumnya membawanya ke bank. Membawa keping-keping koin itu ke bank selalu merupakan peristiwa besar. Koin-koin itu ditata rapi di dalam kotak kardus dan diletakkan di antara aku dan Ayah di truk tuanya. Setiap kali kami pergi ke bank, Ayah memandangku dengan penuh harap. "Karena koin-koin ini kau tidak perlu kerja di pabrik tekstil. Nasibmu akan lebih baik daripada nasibku. Kota tua dan pabrik tekstil disini takkan bisa menahanmu." Setiap kali menyorongkan kotak kardus berisi koin itu ke kasir bank, Ayah selalu tersenyum bangga. "Ini uang kuliah putraku. Dia takkan bekerja di pabrik tekstil seumur hidup seperti aku.".

Pulang dari bank, kami selalu merayakan peristiwa itu dengan membeli es krim. Aku selalu memilih es krim cokelat. Ayah selalu memilih yang vanila. Setelah menerima kembalian dari penjual es krim, Ayah selalu menunjukkan beberapa keping koin kembalian itu kepadaku. "Sampai di rumah, kita isi botol itu lagi.."

Ayah selalu menyuruhku memasukkan koin-koin pertama ke dalam botol yang masih kosong. Ketika koin-koin itu jatuh bergemerincing nyaring, kami saling berpandangan sambil tersenyum. "Kau akan bisa kuliah berkat koin satu penny, nickle, dime, dan quarter," katanya. "Kau pasti bisa kuliah. ayah jamin."

Tahun demi tahun berlalu. Aku akhirnya memang berhasil kuliah dan lulus dari universitas dan mendapat pekerjaan di kota lain. Pernah, waktu mengunjungi orangtuaku, aku menelepon dari telepon di kamar tidur mereka. Kulihat botol acar itu tak ada lagi. Botol acar itu sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah di pindahkan entah ke mana. Leherku serasa tercekat ketika mataku memandang lantai di samping lemari tempat botol acar itu biasa di letakkan.

Ayahku bukan orang yang banyak bicara, dia tidak pernah menceramahi aku tentang pentingnya tekad yang kuat, ketekunan, dan keyakinan. Bagiku, botol acar itu telah mengajarkan nilai-nilai itu dengan lebih nyata daripada kata-kata indah.


Setelah menikah, kuceritakan kepada Susan, istriku, betapa pentingnya peran botol acar yang tampaknya sepele itu dalam hidupku. Bagiku, botol acar itu melambangkan betapa besarnya cinta Ayah padaku. Dalam keadaan keuangan sesulit apa pun, setiap malam Ayah selalu mengisi botol acar itu dengan koin. Bahkan di musim panas ketika ayah diberhentikan dari pabrik tekstil dan Ibu terpaksa hanya menyajikan buncis kalengan selama berminggu-minggu, satu keping pun tak pernah di ambil dari botol acar itu. Sebaliknya, sambil memandangku dari seberang meja dan menyiram buncis itu dengan saus agar ada rasanya sedikit, Ayah semakin meneguhkan tekadnya untuk mencarikan jalan keluar bagiku. "Kalau kau sudah tamat kuliah," katanya dengan mata berkilat-kilat, "kau tak perlu makan buncis kecuali jika kau memang mau."

Liburan Natal pertama setelah lahirnya putri kami Jessica, kami habiskan di rumah orangtuaku. Setelah makan malam, Ayah dan Ibu duduk berdampingan di sofa, bergantian memandangku cucu pertama mereka. Jessica menagis lirih. Kemudian susan mengambilnya dari pelukan Ayah. "Mungkin popoknya basah," kata Susan, lalu dibawanya Jessica ke kamar tidur orangtuaku untuk di ganti popoknya. Susan kembali ke ruang keluarga denga mata berkaca-kaca. Dia meletakkan Jessica ke pangkuan Ayah, lalu menggandeng tanganku dan tanpa berkata apa-apa mengajakku ke kamar.

"Lihat," katanya lembut, matanya memandang lantai di samping lemari. Aku terkejut. Di lantai, seakan tidak pernah di singkirkan, berdiri botol acar yang sudah tua itu. Di dalamnya ada beberapa keping koin. Aku mendekati botol itu, merogoh saku celanaku, dan mengeluarkan segenggam koin. Dengan perasaan haru, kumasukkan koin-koin itu kedalam botol. Aku mengangkat kepala dan melihat Ayah. Dia menggendong Jessica dan tanpa suara telah masuk ke kamar. Kami berpandangan. Aku tahu, Ayah juga merasakan keharuan yang sama.. Kami tak kuasa berkata-kata.

Kerabat Imelda, Ini sebuah cerita yang menunjukkan besarnya cinta seorang ayah ke anaknya agar anaknya memperoleh nasib yang jauh lebih baik dari dirinya. Tetapi dalam prosesnya, Ayah ini tidak saja menunjukkan cintanya pada anaknya tetapi juga menunjukkan sesuatu yang sangat berharga yaitu pelajaran tentang impian, tekad, teladan seorang ayah, disiplin dan pantang menyerah. Saya percaya anaknya belajar semua itu walaupun ayahnya mungkin tidak pernah menjelaskan semua itu karena anak belajar jauh lebih banyak dari melihat tingkah laku orangtuanya dibanding apa yang dikatakan orangtuanya.

dari milis motivasi

Rabu, 12 Mei 2010

3 Jenis Pintu


Dahulu kala ada seorang pangeran, dia bertanya kepada gurunya seorang cendekiawan :” Bagaimana perjalanan hidup saya.” Gurunya menjawab :”Didalam perjalanan hidupmu, engkau akan bertemu dengan tiga jenis pintu, diatas setiap pintu tertulis sebaris kata, pada saat engkau melihatnya engkau tentu akan mengerti apa yang saya katakan.”

Akhirnya pangeran memulai perjalanannya. Tidak berapa lama kemudian, dia bertemu dengan pintu yang pertama. Diatas pintu tertulis “Merubah Dunia”. Pangeran lalu berpikir, sesuai dengan cita-cita saya, saya harus merubah dunia ini, merubah hal-hal yang saya tidak suka lihat. Akhirnya dia berbuat sesuai dengan rencananya. Beberapa tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pintu yang kedua. Diatasnya tertulis “Merubah Orang Lain.” Pangeran berpikir, Saya dengan pikiran saya yang cemerlang akan mengajarkan orang lain, supaya mereka dapat lebih berkembang. Pada akhirnya dia bertemu dengan pintu yang ketiga. Diatasnya tertulis “Merubah Dirimu Sendiri.” Pangeran berpikir, saya akan merubah karakter saya menjadi lebih baik lagi. Akhirnya dia melakukan semuanya.

Pada suatu hari, pangeran bertemu kembali dengan gurunya, dia berkata :”saya sudah menemukan tiga jenis pintu dalam perjalanan hidup saya, yang saya pahami adalah “Merubah dunia” lebih bagus merubah setiap orang yang ada didunia ini. Daripada merubah orang lain lebih bagus merubah diri sendiri.” Gurunya yang cendekiawan setelah mendengar perkataannya dengan tersenyum menjawab :”Mungkin sekarang lebih bagus engkau berjalan balik , dengan teliti melihat dengan jelas tiga jenis pintu itu.”

Pangeran dengan setengah percaya setengah sangsi berjalan balik kembali. Dari jauh ia sudah melihat pintu yang ketiga, tetapi kelihatannya tidak sama seperti ketika dia datang, dari sisi ini kelihatan diatas pintu tertulis “Mencoba Menerima Dirimu Sendiri.” Pada saat ini pangeran mengerti pada saat dia merubah dirinya sendiri dia merasa hidup ini sangat susah dan menderita; disebabkan karena dia tidak bisa mengakui dan menerima kekurangan dirinya sendiri, dia selalu mengejar cita-cita yang diluar kemampuannya, yang menyebabkan dia tidak bisa melihat kelebihan yang dimilikinya. Pada saat ini dia menjadi sadar dan menghargai diri sendiri. Pangeran melanjutkan perjalanannya berjalan balik. Dia melihat pintu yang kedua tertulis “Mencoba Menerima Orang Lain.” Pada saat ini dia mengerti kenapa dia begitu kesal, Karena dia tidak bisa mengakui dan menerima perbedaan pendapat antara dirinya sendiri dengan orang lain, dia selalu tidak bisa memaklumi kesulitan orang lain. Pada saat ini sadar dia harus lapang dada menerima orang lain. Pangeran melanjutkan perjalannyanya, dia melihat pintu yang pertama diatasnya tertulis “Mencoba Menerima Dunia Ini.” Pada saat ini pangeran mengerti kenapa ketika dia merubah dunia ini dia selalu gagal, karena dia menolak menerima bahwa banyak hal didunia ini tidak dapat dilakukan tangan manusia, sehingga membuat dirinya tidak melakukan hal-hal baik yang bisa dilakukannya. Sekarang dia mengerti bahwa harus menerima dunia ini apa adanya.

Pada saat ini gurunya yang cendekiawan sudah menunggunya dan berkata kepada pangeran :” Saya kira, sekarang engkau tahu apa artinya hidup damai dan tenteram?.”

dari milis motivasi

Sabtu, 08 Mei 2010

Tiga Pangeran dan Apel Emas


Inilah kisah tentang Azarya, Mahaguru pembimbing taruna-taruna kerajaan yang utama. Seluruh raja mengirimkan putera-putera mereka kehadapannya. Mereka ingin para pangeran itu dididik, ditempa, ditanamkan hikmat dalam hati mereka, untuk kemudian siap menjadi raja dalam kesejatian yang sesungguhnya.

“Tiga hari lagi kita akan berkumpul di sebuah semenanjung tempat bersarangnya para elang laut, satu-satunya tempat berkumpulnya ganggang biru dan tempat terindah dimana tenggelamnya Sang Surya.”, ujar Azarya kepada para murid, kemudian berjalan meninggalkan mereka kembali ke rumahnya.

Sebagian dari para murid yang menganggap dirinya tahu tempat yang dimaksudkan oleh guru mereka mengangguk-angguk, namun tidak sedikit yang berbisik resah tak mengerti. Sisanya terlihat berpikir demikian keras berusaha menebak tempat yang dimaksud oleh sang guru.

Hari yang ditentukan tiba.Dari lima puluh orang murid, hanya dua puluh orang yang tiba disana. Sebagian besar dari kumpulan itu tampak begitu lusuh karena perjalanan yang telah mereka tempuh, bahkan beberapa orang diantara mereka tampak kelelahan, haus dan lapar dan menggigil pucat terserang demam.

“Dahulu kala hiduplah seorang Raja dengan tiga orang anak nya”, Azarya bercerita seolah tidak memperdulikan keadaan para murid, “untuk menguji anak-anaknya, Raja itu sengaja membuatkan logam tempaan berbentuk buah apel yang terbuat dari emas, perak dan kuningan. Ia menyuruh pegawai istana menyembunyikan beberapa diantaranya di berbagai pelosok kerajaan itu, lalu bersabda pada ketiga pangeran. ‘Aku memiliki banyak apel emas dan perak, aku ingin kalian memilikinya. Aku meletakkan sebagian diantaranya diberbagai tempat tersembunyi dinegeri ini’.

Demi mendengar itu semua pangeran yang tertua yang terkuat dari ketiganya, segera mempersiapkan perbekalan untuk menempuh perjalanan mencari benda-benda itu, bersama sepasukan prajurit yang gagah perkasa.

Pangeran kedua, ia yang paling terpelajar dari ketiganya segera membuka kitab-kitab mantera yang ia miliki. Mempelajari dengan cermat, siang dan malam, berusaha untuk mengetahui kira-kira dimana sang raja meletakkan itu semua. Lalu pergilah ia bersama para penasehat mencari benda-benda itu.

Tetapi pangeran bungsu, ia yang paling mengenal ayahandanya melakukan hal yang sama sekali berbeda dari keduanya. Ia tidak memperdulikan apel-apel itu. Yang terutama ada dipikirannya adalah memberikan kejutan dihari ulang tahun Ayahanda nya. Ia menyembelih seekor domba tambun dan mengolah masakan kegemaran Ayahanda nya. Itu belum cukup, sang pangeran bungsu juga berjalan ke hutan terdekat, lalu mencari sekumpulan buah yang memang sangat disukai sang raja. Tidak hanya itu ia juga menciptakan sebuah lagu khusus yang berisi puji-pujian dan rasa syukurnya karena telah dilahirkan kedunia ini dalam keadaan putera seorang raja yang begitu mulia. Dan pada saat waktu yang tepat ketiga hal itu dipersembahkannya kepada raja. Makanan yang nikmat, buah-buahan segar dari hutan dan puji-pujian syukur yang dinyanyikan dengan segenap ketulusan yang ia miliki.

Raja, ayahandanya terkesima. Raja sama sekali tidak menyangka akan apa yang dilakukan oleh putera bungsunya ini, sementara kedua puteranya yang lain sibuk mencari apel emas dan melupakan hari ulang tahun ayah mereka. Beliau bahkan hampir menangis akan apa yang dilakukan oleh pangeran bungsunya.

‘Apapun yang kau minta akan kuberikan padamu wahai anakku, yang tercinta diantara mereka yang dicintai. Apa yang kau minta anak ku ?’ tanya sang raja kepada pangeran bungsu. ‘Apakah apel emas dan perak ?’.

Pangeran bungsupun menjawab, ‘Ayahanda tidakkah engkau mendengar lagu-lagu yang kunyanyikan ? Dilahirkan sebagai putera raja sudah merupakan sebuah kehormatan besar untuk ku. Lagipula apel emas dan perak itu adalah milik mu, dan jika aku menginginkannya aku tidak perlu mengembara ke hutan dan gunung untuk mencarinya, aku tinggal meminta kepada Ayahanda, dan jika engkau berkenan bukan sebuah persoalan yang begitu besar bagimu, Ayah pasti memberikannya kepadaku. Karena engkau adalah seorang raja, dan apapun akan menghamba dalam titah dan keinginan mu. Bukankah demikian Ayahanda ?’.

Mendengar itu semua, maka Sang Raja segera turun dari kursi kerajaan dan memeluk pangeran bungsu erat-erat.’Betapa Sang Khalik memberikan seorang anak berhati emas padaku. Engkau benar anakku, jangankan apel emas, bahkan tahta itu milikmu’.”

Azarya pun terdiam mengakhiri kisahnya. Begitupun para murid, kedelapan puluh orang yang berhasil sampai di sana, tempat bersarangnya para elang laut, satu-satunya tempat berkumpulnya ganggang biru dan tempat terindah dimana tenggelamnya Sang Surya. Semenanjung Naralaya.

“Dua puluh orang tersesat dan tidak berhasil sampai disini”, ujar sang guru sambil menyibak rambut keperakannya yang tertiup angin dan menghamburkan helaian-helaiannya kewajah tua Azarya.

“Ada yang menggigil karena demam tertusuk karang beracun, tersiksa perjalanan berat, lemah karena lapar dan haus, karena tak membawa bekal. Hanya lima orang yang setiap hari menunggu dipintu rumahku, meminta ikut serta ke Semenanjung ini, karena mereka tidak tahu tempatnya.”

Kini Sang Guru melangkah menuju kelima orang murid yang telah dipisahkannya dari para murid yang lain. Mereka tampak begitu segar, wajah mereka bersinar, tanpa debu sedikitpun melusuhkan pakaian mereka.

“Mereka orang-orang yang sederhana. Namun kesederhanaan seringkali adalah kekuatan dan kebijaksanaan” , ujar Azarya.

”Hidup ini tidak sesulit yang kita bayangkan, tidak sekeras yang digembar-gemborkan orang. Hidup ini dirancang begitu luar biasa mengagumkan oleh Sang Pencipta. Mendekatlah kepada DIA, pemilik hidup ini, bertanyalah pada-NYA, bersandarlah terutama hanya kepada cinta-NYA dan senangkanlah hati-NYA dengan tulus, maka cinta dan keperkasaan dari Sang Khalik akan memeluk mu, kebijaksanaan dari-NYA akan menuntun langkah mu dan segala keberuntungan akan diperintahkan- NYA menghambakan diri kepada orang-orang yang diicintai-NYA. Masa depan bukanlah milik mereka yang perkasa, bukan juga kepunyaan para bangsawan, saudagar dan para cerdik cendikia, bahkan para pelihat hanya mampu menerawang dengan tidak pasti masa itu. Semua kekuatan, kecepatan, kecerdikan, kepandaian manusia sekonyong-konyong akan terhenti, ketika dihadang keperkasaan rahasia kehidupan. Masa depan adalah dalam genggaman-NYA, pemilik tunggal dari segala sesuatu. Sehingga jika kalian cukup dikasihi oleh DIA yang menguasai keseluruhan masa, baik masa lalu, saat ini, maupun masa depan, kalian sudah memiliki seluruh yang kalian butuhkan untuk keluar sebagai pemenang dalam hidup ini, mereka yang tidak perlu mengkawatirkan apapun dan tidak terkalahkan oleh apapun juga”

Segera sesudah mengatakan itu semua, Azarya memerintahkan kelima orang itu untuk memberi makan kelimabelas orang murid yang lain. Lalu mereka berjalan pulang ke rumah Azarya, melewati sebuah gua indah yang letaknya dibawah semenanjung itu dan ujungnya berakhir persis di halaman belakang rumah Azarya, guru mereka yang bijaksana. (selesai)


dari milis motivasi

Jumat, 02 April 2010

SEBUAH RENUNGAN TENTANG PRASANGKA


Di ruang tunggu sebuah bandara, seorang ibu muda terlihat tengah menunggu
pesawat yang akan menerbangkan dirinya. Karena harus menunggu cukup lama,
ia memutuskan untuk membeli sebuah buku untuk dibaca. Ia juga membeli
sebungkus biskuit, sekadar untuk camilan saat menunggu pesawat tiba.
Ia duduk di ruang tunggu VIP. Sambil bersandar, ia mulai membuka dan
membaca buku yang dipegangnya. Di kursi sebelah, yang hanya dipisahkan oleh
sebuah meja kecil yang diatasnya tersaji sebungkus biskuit, dan duduklah
seorang pria. Pria tsb terlihat mulai membaca majalah. Ketika ibu muda
mengambil sepotong biskuit dari bungkusan yang terletak di atas meja, pria tsb
mengambil sepotong juga. Si ibu muda merasa terganggu dengan perbuatan
pria tsb, namun ia diam saja.
Ia hanya bergumam: ‘? Huh ....menyebalkan! Ingin rasanya kutampar saja
mukanya !? ‘
Setiap ibu muda tsb mengambil sepotong biskuit, pria tsb juga melakukan hal
yang sama, sambil tersenyum kepada si ibu muda. Perbuatan pria tsb benarbenar
mengundang geram si ibu muda.. Namun si ibu muda tidak bereaksi apaapa,
ia hanya menyimpan kedongkolan didalam dada.
Ketika biskuit tersisa satu potong, si ibu muda bergumam: ? Coba saya ingin
lihat apa yang akan dilakukannya...!?
Kemudian si pria membelah biskuit tsb. Ia mengambil separoh dan
mempersilakan si ibu muda untuk menikmati yang separohnya lagi... Benarbenar
keterlaluan .....!
Kini, kekesalan si ibu muda benar-benar memuncak!
Ia segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan tempat duduk tsb,
pindah ke ruang keberangkatan ( boarding ).
Ketika ibu muda duduk didalam pesawat, ia membuka tas jinjingnya untuk
mengambil kacamata.
Betapa terkejutnya dia ...... Ternyata bungkusan biskuit miliknya ada di dalam
tas jinjing, masih utuh ...!
Ia kini menyesal, ... Dan benar-benar merasa malu!
Ia merasa bersalah.
Ia mengira bahwa biskuit yang dimakan tadi adalah miliknya
.... Ternyata bukan!
Pria tadi membagi biskuit antara dirinya dan si ibu muda tanpa merasa marah,
tenganggu atau pun merasa rugi ...
Voice of Heart…Hati yang Berbisik Buku I 10
.... Sementara si ibu muda merasakan sebaliknya.
Ia merasa bahwa biskuit tsb adalah miliknya yang telah diserobot oleh pria tsb,
dan menyangka betapa si pria tsb telah berbuat kurang ajar kepada dirinya.

ADA TIGA HAL YANG TIDAK DAPAT DIRAIH KEMBALI ...
1. Kata-kata... ...setelah diucapkan..
2. Kesempatan... ... setelah berlalu…
3. Waktu... ...setelah beranjak pergi..

dari milis motivasi

Sabtu, 20 Maret 2010

Surat seorang gadis kepada ayahnya


Surat seorang gadis kepada ayahnya 

Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya
tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja.
Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah tersayang"
Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat
untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya;
Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di
rumah.
Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata.

Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya.
Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45
tahun masih tetap muda.
Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti
ayah juga akan menyukainya.
Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan
brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena
jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.
Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku.
Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk
mengurus anaknya yang banyak.
Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku.
Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah
buat kehidupan kami.
Saya tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa
tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu
khawatir bukan?

Ayah jangan bersedih karena aku bahagia.
Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk
hidupku.

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu.
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti inii?
Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua
surat itu.
Kali ini isinya jauh berbeda.

Ayah sayang,
Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi.
Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi
pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian.
Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah?
Ayah bahagia bukan, akau tidak menghancurkan diriku seperti itu?
Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan
daripada mempunyai anak seperti itu.
Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya.
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani.
Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.
Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah
sebelah, aku tunggu yah?
Love you Daddy.

"Lucy....... ...!" John berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan
mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu.

Lega rasanya hati John. Konyol tapi melegakan.
Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk,
hati John justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya.
Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!
Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang
buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran
masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat
kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri.

Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita
sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami.
Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang
berkepanjangan.
Memang apa yang dilakukan Lucy pada Ayahnya John agak keterlaluan, tapi itu
gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa
adanya.

Sudahkan Anda bersyukur hari ini?
:)

dari milis motivasi

Jumat, 26 Februari 2010

suka balap? Djarum Black juga menyediakan


Djarum Black Night Slalom adalah wadah sekaligus kompetisi balap dari Djarum black. Djarum Black Night Slalom di harapkan dapat menjadi tempat anak muda menunjukan kemampuan balapnya sehingga balap-balap liar di jalan raya dapat beralih ke Djarum Black Night Slalom ... hobi balap? ikutan di Djarum Black Night Slalom dan jadilah juara sejati

Blackinnovationaward mampir ke mall


selaian datang kekampus dengan Blackinnovationawards goes to campus , Blackinnovationawards juga mampir ke mall dengan tajuk Blackinnovationawards goes to mall. dalam Blackinnovationawards goes to mall juga di pajang beberapa hasil dari Blackinnovationawards tahun lalu....dan di mall meriah juga denga kehadiran BIA yang menyita perhatian para pengunjung mall..ingin lebih lanjut tunggu aja Blackinnovationawards goes to mall di kotamu

yang baru dari Djarum Black



Djarum Black Menthol adalah line up terbaru dari Djarum black tentunya bagi kita-kita penikmat sensasi mentol. dengan sensasi mentol didalamnya Djarum Black hadir lebih fresssssss.....dan lebih Plooooonggggggggggg.....jika penasaran cobain aja Djarum Black Mentho

suka modif ? ikutan disini


Djarum Black Motodify adalah ajang kontes modifikasi bagi kamu-kamu yang suka modifikasi yang diselengarakan oleh Djarum Black. disini kita dapat menyaksikan berbagai kendaraan yang sudah di modif... bagi yang suka modif ini juga sebagai ajang pembuktian kemampuan kreatifitasmu........ gabung yuk.......

Djarum Black oto portal


bagi anda pencinta dunia otomotif dan mencari info-info seputat otomotif, djarum black menyediakan portal khusus yang menyediakan informasi seputar otomotif. alamatnya ada di  http://www.autoblackthrough.com/ jika ingin tau lebih jauh kunjungi aja situsnya dan dijamin info-info terbaru tersedia untuk anda. 

Rabu, 24 Februari 2010

Blackinnovationawards goes to my campus


Blackinnovationawards goes to campus 2010 memang dah dimulai dan akan hadir di beberapa kota, tapi semua itu kota besar. bagai mana dengan kota kecil? memang disini akan menjadi hambatan bagi mahasiswa di kota kecil untuk mensejajarkan diri mereka dengan mahasiswa dikota besar. padahal potensi mahasiswa di kota kecil g kalah bagusnya dengan yang di kota besar lo..coba kalo Djarum black bisa datang melalui Blackinnovationawards goes to campus ke kampus-kampus kota yang kecil, alangkah baiknya

Djarum Black untuk yang muda mahasiswa


mahasiswa adalah tulang pungung bangsa. oleh sebab itu Djarum Black juga menyadari peranan mahasiswa sebagai tulang pungung bangsa dengan mengadakan Blackinnovationawards goes to campus. dalam acara ini ditampilkan hasil karya dari Blackinnovationawards yang terdahulu dan juga didakan diskusi tentang Blackinnovationawards. tertarik? tunggu aja Blackinnovationawards datang ke kampus kamu

hadirkan hal yang baru bersama Djarum Black


Djarum Black juga memiliki kegiatan bagi mereka-mereka yang kreatif, nama program itu Black innovation awards, hadiahnya lumayan besar lo, mencapai 160 jt... 4 pemenang terbaik mendapatkan masing-masing 25jt dan 1 orang ter favorit 10jt serta 20 orang nominasi mendapatkan masing-masing 2,5 jt...bagaimana? kerenkan  ikutan yuk  di Blackinnovationawards.com

Jumat, 19 Februari 2010

Change or Die !!


Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan - suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Kita adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah! 

dari milis motivasi

Kamis, 18 Februari 2010

Segala sesuatu yang kita lakukan akan selalu berputar ke diri kita kembal




Bryan hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.

Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?

Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata ” saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.

Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.

Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.

Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu
pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari
nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita itu ” Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti
apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut “…dan ingatlah pada saya”.

Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan

Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan
secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita
itu:

“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan:

“Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang”.

Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu.

Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran
bayinya?

Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik :”semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan”

“Segala sesuatu yang kita lakukan akan selalu berputar ke diri kita kembali”, therefore, don’t ever to stop to do good things in your life..

dari milis motivasi

Rabu, 17 Februari 2010

News untuk THE BLACK


Djarum Black juga memiliki tempat berbagi informasi yang disebut dengan Black In News. disini segala informasi mengenai kegiatan-kegiatan di bawah bendera Djarum Black tersedia secara ringkas padat dan uptodate tentunya. jangan salah sangka Black In News bukan sekedar tempat informasi tetapi bagi anda yang ingin berbisnis seputar kreatifitas dan inovasi Black In News sangat cocok untuk bahan acuan. ok friend sekian dulu Black In News dapat kita saksikan di TV tunggu aja

sihitam melaju lagi dengan semangatmu


kali ini Djarum Black memasuki ranah baru dunia otomotif,  jika di posting yang lalu motor maka sekarang mobil. Black Car Community itu adalah sebutan bagi komunitas mobil dibawah bendera Djarum Black. hampir mirip dengan Black Motor Community hanya saja disini mobil yang jadi bahan utamanya, tentu saja dengan fisik dan dimensi yang lebih besar maka mobil dapat di explore dengan lebih dalam dan lebih luas. ajang ini sangat bergengsi dan kehadirannya juga sangat di tunggu apalagi dimeriahkan oleh ngup band ternama bikin tambah naik grngsinya. ingin coba berkompetisi dalam mengkreasikan mobil kamu? disini tempatnya, dijamin keren habis, meriahkan yuk

Djarum Black tuk The Bikers




Djarum Black juga menyatu dengan para biker melalui Black Motor Community. diajang ini selain keahlian berkendara, para bikers juga di bina dan diarahkan dalam hal modifikasi. tentu saja Djarum Black akan menjadi seponsor utama dong di ajang ini.
selain mengali potensi kereatifitas kawula muda tanah air, Black Motor Community juga di harapkan untuk menjadikan wadah bagi Motor Community (geng motor) tidak salah arah. tentu saja Black Motor Community sangat prihatin dengan perbuatan anarki para geng motor beberapa waktu lalu.
ok kawan , tetep berkreasi dan tunjukan kreativitasmu dengan motormu
di Black Motor Community, saat hadir dikotamu.

Selasa, 16 Februari 2010

BLACK dari Djarum


DJARUM hadirkan DJARUM BLACK bagi pencinta DJARUM dan BLACK. DJARUM BLACK hadir bukan hanya sebagai line up produk bagi Djarum tapi juga sebagai simbol semangat  bagi pencinta black.

DJARUM BLACK menjadi jiwa bagi berbagai kegiatan pencinta BLACK seperti: Black Community, Black Motor Community, Black Car Community dan masih banyak lagi termasuk blogblack juga sidalamnya. semangat yang di usung oleh DJARUM BLACK telah menjadinya semangat perubahan dan selalu ditunggu kehadiran kegiatan  DJARUM BLACK di setiap kota.

harapannya DJARUM BLACK semakin mantap dan maju terus dalam mengarahkan generasi muda pencinta black dengan tetep berdampingan bersama THE BLACK dan DJARUM BLACK.

Senin, 15 Februari 2010

Kisah Sekeping Talenta Emas



Lelaki berjanggut panjang keperakan itu memang memancarkan kewibawaan yang besar. Ia tampak duduk tenang dengan mata terpejam. Tangan kirinya terlihat menggenggam sebuah tongkat kayu bersisik berwarna coklat kehitaman. Dihadapan lelaki berjubah putih itu, sekumpulan orang-orang yang membentuk setengah lingkaran, duduk berkeliling. Mereka semua tampak menundukkan kepala. 

Azarya, sang guru nan bijaksana, pengajar para raja dan pejabat istana, kembali mengumpulkan murid-muridnya. Tetapi tidak seperti hari-hari yang lain, dimana mereka biasa berkumpul di pinggir sungai, bukit atau pelataran istana. Hari ini mereka berkumpul dekat sebuah kandang ternak. Tidak ada seorang pun yang tahu rencana hati Azarya. Diantara lenguhan dan bau ternak, guru dan murid itu, terdiam dengan penuh hikmat.

Perlahan-lahan sang guru mengangkat tangannya. Satu keping talenta emas tampak di terjepit diantara ibu jari dan telunjuk beliau. Benda itu terlihat semakin berkilau ditimpa cahaya matahari. Para murid bergumam tidak mengerti. 

“Anak-anak ku”, sang guru pun mulai bersabda, ”Siapakah dari antara kalian yang menginginkan benda ini, jika saja aku mau memberikannya ?”. 

Kini semua mata memandang kearah ujung jari Azarya. Sekeping talenta emas. Nilainya setara dengan bayaran seratus hari kerja orang upahan. Sama sekali bukan jumlah yang sedikit. Serta merta belasan orang dalam kumpulan itu mengangkat tangannya. “Saya guru…saya guru …!!”, seru mereka. 

Sesaat Azarya tersenyum mengelus janggut nya. “Hanya orang yang telah kehilangan akal sehatnya yang akan menolak pemberian satu keping talenta emas ini”, lanjut nya sambil menurunkan tangan. 

Kemudian tangan kiri Azarya bergerak mengambil sebuah mangkuk kecil didepannya. Cairan kermizi yang berwarna merah pekat tampak mengisi separuh mangkuk itu. Perlahan-lahan keping emas itu dicelupkannya ke dalam mangkuk, hingga beberapa saat. 

“Masihkah kalian menginginkan benda ini ?”, tanya Azarya sambil kembali mengacungkan keping emas yang telah berubah warna itu. 
“Tentu, guru !”, jawab para murid serempak.
Azarya memandangi kepingan berwarna merah pekat di tangan nya, tiba-tiba ia membuang keping emas itu kepermukaan tanah sepelempar batu jauhnya. Beberapa muridnya terlihat menggeser tempat duduknya menjauh. 

“Kau !”, tunjuk sang guru ke arah salah satu muridnya,”Tampillah ke muka”. Orang yang ditunjuk segera menaati perintah gurunya.

”Ludahi keping emas itu !”, perintah sang guru. 

Murid itu tampak ragu, ia memandang bergantian ke arah keping emas itu dan guru nya memastikan apa yang didengarnya.

”Lakukan apa yang ku perintahkan”, kata Azarya sambil tersenyum. 
Segera setelah muridnya meludahi keping emas itu, Azarya kembali bertanya, “Masihkah kalian menginginkan talenta itu ?”.
“Tentu saja guru”, kembali terdengar jawaban dari arah para murid.

“Jika demikian baiklah, kau bertiga ludahi lagi dan injak-injak keping emas itu !!”, perintah Azarya. 

Ketiga orang itu pun melakukan persis seperti yang gurunya perintahkan. Sekarang eping emas itu telah berubah rupa. Permukaannya yang tadinya berkilau kini tak lebih merupakan benda kotor yang sangat menjijikkan. Azarya berdiri, mengibaskan jubahnya, kemudian berjalan menghampiri keping emas itu. Sesaat ia memandangi benda itu, kemudian ikut meludahinya.

“Anak-anakku, lihatlah benda yang menjijikkan itu.”, kata Azarya sambil memandangi wajah-wajah mereka,”Masihkah ada seseorang diantara kalian yang menginginkannya ?”. 

Murid-murid saling berpandangan satu sama lain, beberapa diantara mereka tampak mengangguk-angguk. “Tentu Guru kami semua masih menginginkannya” , jawab mereka serempak. Mendengar jawaban para murid, Azarya mengambil sebuah capit dari kayu. Ia memungut benda itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

“Kini dengarkanlah anak-anakku”, sang guru pun bersabda,”kalian dan siapa pun akan tetap menginginkan keping emas itu, karena apapun keadaan yang mata kalian lihat, sekeping talenta emas, tetaplah sekeping talenta emas !”

Murid-muridnya terlihat saling berpandangan, sebagian dari mereka tampak mengangguk-angguk membenarkan perkataan sang guru.

“Serupa dengan keping talenta emas ini”, Azarya melanjutkan,” diri kalian pun, senista, secacat, sehina apapun, tetaplah mulia dan berharga. Kemiskinan, kecacatan, keadaan terkeji sekalipun tidaklah sanggup mengubah nilai seorang manusia. Manusia telah diciptakan demikian mulia !”
Azarya memandangi murid-murid nya lekat-lekat, setelah itu ia berjalan ke arah kandang ternak yang berada tak jauh dari mereka. Murid-muridnya segera bangkit, mengikuti guru mereka dari belakang. 

“Seperti apa yang ku janjikan kepada kalian.”, kata Azarya sambil menoleh,”Aku akan memberikan keping talenta emas ini kepada siapa pun yang mengingingkannya. “

Mata murid-murid Azarya tampak berbinar.

”Ambilah !”. 

Dengan satu gerakan, Azarya melemparkan keping emas itu ke dalam tumpukan kotoran ternak yang tampak menggunung. Segera saja keping talenta emas itu membenam tak terlihat. 

Belum lagi Azarya menjauh dari tempat itu, murid-muridnya yang berjumlah belasan itu merangsek masuk ke dalam kandang. Mereka saling mendorong, berdesakan, saling himpit. Tidak sedikit dari mereka yang terinjak-injak oleh temannya sendiri Beberapa orang malah terlihat bergulat diantara kotoran ternak. Yang lain terlihat saling tinju dan saling hantam. Bak dihajar angin puting beliung, serta merta kandang yang semula aman damai itu jadi begitu berantakan. Lembu, kambing, domba berlarian keluar. Pagar kayu dan dinding kandang rusak berat. 

Azarya sesaat membiarkan kerusuhan itu terjadi, hingga ia merasa waktunya cukup.
“Hentikan !”, seru sang guru. 

Dan perkelahian itu pun serta merta berhenti.

“Rupanya kalian belum juga mengerti. Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar ! Camkanlah apa yang ku katakan kepadamu hari ini dan belajarlah darinya.”
Azarya segera menghampiri murid-muridnya yang berlumuran kotoran hewan.

”Sang Khalik, Pencipta kita, mengerti benar betapa berharga diri kita, manusia-manusia ini. Begitu juga dengan iblis-iblis jahat penghuni kegelapan, mereka juga tahu persis betapa mulianya kita. Satu-satunya yang sering tidak mengerti akan tingginya harga itu adalah kita, manusia itu sendiri. Manusia sering tidak mengetahui betapa mulianya ia dicipta. Bahkan tidak jarang, karena kebodohannya, manusia menukar kemuliannya dengan sesuatu yang sama sekali tidak berharga.”

Azarya melemparkanpandanga nnya kearah tumpukan kotoran hewan didekatnya, lalu meneruskan perkataannya. “Jadi mulai saat ini, jangan biarkan apapun, siapapun, bahkan hidup ini, mendustai kalian, dan membuat kalian seolah-olah sesuatu yang tidak berharga.” 

Sang Guru menarik nafas panjang, lalu berteriak lantang, ” Karena kalian jauh lebih mulia dari ribuan keping telenta emas !!”. (***)


ditulis oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom
dari milis motivasi

Lelaki berjanggut panjang keperakan itu memang memancarkan kewibawaan yang besar. Ia tampak duduk tenang dengan mata terpejam. Tangan kirinya terlihat menggenggam sebuah tongkat kayu bersisik berwarna coklat kehitaman. Dihadapan lelaki berjubah putih itu, sekumpulan orang-orang yang membentuk setengah lingkaran, duduk berkeliling. Mereka semua tampak menundukkan kepala. 

Azarya, sang guru nan bijaksana, pengajar para raja dan pejabat istana, kembali mengumpulkan murid-muridnya. Tetapi tidak seperti hari-hari yang lain, dimana mereka biasa berkumpul di pinggir sungai, bukit atau pelataran istana. Hari ini mereka berkumpul dekat sebuah kandang ternak. Tidak ada seorang pun yang tahu rencana hati Azarya. Diantara lenguhan dan bau ternak, guru dan murid itu, terdiam dengan penuh hikmat.

Perlahan-lahan sang guru mengangkat tangannya. Satu keping talenta emas tampak di terjepit diantara ibu jari dan telunjuk beliau. Benda itu terlihat semakin berkilau ditimpa cahaya matahari. Para murid bergumam tidak mengerti. 

“Anak-anak ku”, sang guru pun mulai bersabda, ”Siapakah dari antara kalian yang menginginkan benda ini, jika saja aku mau memberikannya ?”. 

Kini semua mata memandang kearah ujung jari Azarya. Sekeping talenta emas. Nilainya setara dengan bayaran seratus hari kerja orang upahan. Sama sekali bukan jumlah yang sedikit. Serta merta belasan orang dalam kumpulan itu mengangkat tangannya. “Saya guru…saya guru …!!”, seru mereka. 

Sesaat Azarya tersenyum mengelus janggut nya. “Hanya orang yang telah kehilangan akal sehatnya yang akan menolak pemberian satu keping talenta emas ini”, lanjut nya sambil menurunkan tangan. 

Kemudian tangan kiri Azarya bergerak mengambil sebuah mangkuk kecil didepannya. Cairan kermizi yang berwarna merah pekat tampak mengisi separuh mangkuk itu. Perlahan-lahan keping emas itu dicelupkannya ke dalam mangkuk, hingga beberapa saat. 

“Masihkah kalian menginginkan benda ini ?”, tanya Azarya sambil kembali mengacungkan keping emas yang telah berubah warna itu. 
“Tentu, guru !”, jawab para murid serempak.
Azarya memandangi kepingan berwarna merah pekat di tangan nya, tiba-tiba ia membuang keping emas itu kepermukaan tanah sepelempar batu jauhnya. Beberapa muridnya terlihat menggeser tempat duduknya menjauh. 

“Kau !”, tunjuk sang guru ke arah salah satu muridnya,”Tampillah ke muka”. Orang yang ditunjuk segera menaati perintah gurunya.

”Ludahi keping emas itu !”, perintah sang guru. 

Murid itu tampak ragu, ia memandang bergantian ke arah keping emas itu dan guru nya memastikan apa yang didengarnya.

”Lakukan apa yang ku perintahkan”, kata Azarya sambil tersenyum. 
Segera setelah muridnya meludahi keping emas itu, Azarya kembali bertanya, “Masihkah kalian menginginkan talenta itu ?”.
“Tentu saja guru”, kembali terdengar jawaban dari arah para murid.

“Jika demikian baiklah, kau bertiga ludahi lagi dan injak-injak keping emas itu !!”, perintah Azarya. 

Ketiga orang itu pun melakukan persis seperti yang gurunya perintahkan. Sekarang eping emas itu telah berubah rupa. Permukaannya yang tadinya berkilau kini tak lebih merupakan benda kotor yang sangat menjijikkan. Azarya berdiri, mengibaskan jubahnya, kemudian berjalan menghampiri keping emas itu. Sesaat ia memandangi benda itu, kemudian ikut meludahinya.

“Anak-anakku, lihatlah benda yang menjijikkan itu.”, kata Azarya sambil memandangi wajah-wajah mereka,”Masihkah ada seseorang diantara kalian yang menginginkannya ?”. 

Murid-murid saling berpandangan satu sama lain, beberapa diantara mereka tampak mengangguk-angguk. “Tentu Guru kami semua masih menginginkannya” , jawab mereka serempak. Mendengar jawaban para murid, Azarya mengambil sebuah capit dari kayu. Ia memungut benda itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

“Kini dengarkanlah anak-anakku”, sang guru pun bersabda,”kalian dan siapa pun akan tetap menginginkan keping emas itu, karena apapun keadaan yang mata kalian lihat, sekeping talenta emas, tetaplah sekeping talenta emas !”

Murid-muridnya terlihat saling berpandangan, sebagian dari mereka tampak mengangguk-angguk membenarkan perkataan sang guru.

“Serupa dengan keping talenta emas ini”, Azarya melanjutkan,” diri kalian pun, senista, secacat, sehina apapun, tetaplah mulia dan berharga. Kemiskinan, kecacatan, keadaan terkeji sekalipun tidaklah sanggup mengubah nilai seorang manusia. Manusia telah diciptakan demikian mulia !”
Azarya memandangi murid-murid nya lekat-lekat, setelah itu ia berjalan ke arah kandang ternak yang berada tak jauh dari mereka. Murid-muridnya segera bangkit, mengikuti guru mereka dari belakang. 

“Seperti apa yang ku janjikan kepada kalian.”, kata Azarya sambil menoleh,”Aku akan memberikan keping talenta emas ini kepada siapa pun yang mengingingkannya. “

Mata murid-murid Azarya tampak berbinar.

”Ambilah !”. 

Dengan satu gerakan, Azarya melemparkan keping emas itu ke dalam tumpukan kotoran ternak yang tampak menggunung. Segera saja keping talenta emas itu membenam tak terlihat. 

Belum lagi Azarya menjauh dari tempat itu, murid-muridnya yang berjumlah belasan itu merangsek masuk ke dalam kandang. Mereka saling mendorong, berdesakan, saling himpit. Tidak sedikit dari mereka yang terinjak-injak oleh temannya sendiri Beberapa orang malah terlihat bergulat diantara kotoran ternak. Yang lain terlihat saling tinju dan saling hantam. Bak dihajar angin puting beliung, serta merta kandang yang semula aman damai itu jadi begitu berantakan. Lembu, kambing, domba berlarian keluar. Pagar kayu dan dinding kandang rusak berat. 

Azarya sesaat membiarkan kerusuhan itu terjadi, hingga ia merasa waktunya cukup.
“Hentikan !”, seru sang guru. 

Dan perkelahian itu pun serta merta berhenti.

“Rupanya kalian belum juga mengerti. Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar ! Camkanlah apa yang ku katakan kepadamu hari ini dan belajarlah darinya.”
Azarya segera menghampiri murid-muridnya yang berlumuran kotoran hewan.

”Sang Khalik, Pencipta kita, mengerti benar betapa berharga diri kita, manusia-manusia ini. Begitu juga dengan iblis-iblis jahat penghuni kegelapan, mereka juga tahu persis betapa mulianya kita. Satu-satunya yang sering tidak mengerti akan tingginya harga itu adalah kita, manusia itu sendiri. Manusia sering tidak mengetahui betapa mulianya ia dicipta. Bahkan tidak jarang, karena kebodohannya, manusia menukar kemuliannya dengan sesuatu yang sama sekali tidak berharga.”

Azarya melemparkanpandanga nnya kearah tumpukan kotoran hewan didekatnya, lalu meneruskan perkataannya. “Jadi mulai saat ini, jangan biarkan apapun, siapapun, bahkan hidup ini, mendustai kalian, dan membuat kalian seolah-olah sesuatu yang tidak berharga.” 

Sang Guru menarik nafas panjang, lalu berteriak lantang, ” Karena kalian jauh lebih mulia dari ribuan keping telenta emas !!”. (***)



dari milis motivasi