Selasa, 30 Juli 2013

Kunci Sukses Jokowi Secara manajemen

Gubernur Jokowi berkali-kali menjadi perbincangan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Banyak yang penasaran dengan sepak terjangnya dalam memimpin pemerintahan, juga popularitasnya yang sangat tinggi.

Apa sebenarnya kunci sukses Jokowi meraih simpati besar dari khalayak diungkap pakar marketing dan pendiri Markplus Inc, Hermawan Kartajaya, Senin (29/7/2013) malam di Forum Marketing Marunouchi, Tokyo.

"Jokowi itu tidak ganteng, tapi kok bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta dan mendapat dukungan sangat besar dari masyarakat Indonesia?" ungkap Hermawan kepada hadirin yang terdiri dari para eksekutif berbagai perusahaan Jepang.

Pertanyaannya membuat hadirin tambah penasaran dan menunggu terus jawaban Hermawan sambil terus berceramah menggunakan bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh Ketua Marunouchi Brand Forum, Hotaka Katahira ke dalam bahasa Jepang, di Tokyo.

"Jawabannya gampang saja. Jokowi itu yang tak punya KTP Jakarta, tapi menjadi Gubernur Jakarta menganut filosofi marketing horizontal bukan vertikal. Merasa setara dengan masyarakat biasa, sederhana, tak merasa sebagai orang besar, orang tinggi," lanjut Hermawan.

Selain itu, Jokowi mengembalikan semua kepada komunitas, masyarakat sekitar yang menentukan, tidak eksklusif tetapi inklusif, berada di tengah masyaraka, bersama masyarakat, serta sama derajat dengan setiap anggota masyarakat sehingga dia berhasil didukung penuh oleh masyarakat.

"Sebagian besar kerjanya kini banyak blusukan ke masyarakat karena memang merasa dirinya bagian dari masyarakat, bukan hebat sendiri (bukan individual) mentang-mentang Gubernur, tetapi lebih kepada konsep sosial. Itulah yang membuat Jokowi berhasil, bukan karena mukanya yang ganteng, tetapi kesederhanaannya," papar Hermawan. Hermawan juga memperkenalkan manajemen 3.0 yang bertopang pada humanisme, kemanusiaan, human spirit, dan menekankan pada karakter.

Selain itu, Hermawan juga menekankan pentingnya tiga hal yang memengaruhi bisnis di Indonesia, yaitu kalangan muda, wanita yang banyak mengambil peran saat ini dalam kehidupan di Indonesia, serta komunikasi internet yang jauh semakin besar dari 25 persen (2011) menjadi 45 persen (2012). Saat ini, masyarakat Indonesia tersambung ke internet setiap hari minimal 3 jam.

Hermawan juga mengajak para eksekutif Jepang segera datang ke Indonesia untuk berinvestasi karena kesempatan bisnis di tengah berkembang pesatnya perekonomian Indonesia dewasa ini sangat besar. Sebelum memberikan ceramah di Tokyo, Hermawan menyempatkan diri mengajar di Seoul. Selasa (30/7/2013) besok, ia akan terbang ke Hawaii, Amerika Serikat (AS).(Richard Susilo dari Jepang)
by kompas