Gubernur Jokowi berkali-kali menjadi perbincangan tidak hanya di
dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Banyak yang penasaran dengan
sepak terjangnya dalam memimpin pemerintahan, juga popularitasnya yang
sangat tinggi.
Apa sebenarnya kunci sukses Jokowi meraih simpati
besar dari khalayak diungkap pakar marketing dan pendiri Markplus Inc,
Hermawan Kartajaya, Senin (29/7/2013) malam di Forum Marketing
Marunouchi, Tokyo.
"Jokowi itu tidak ganteng, tapi kok bisa
menjadi Gubernur DKI Jakarta dan mendapat dukungan sangat besar dari
masyarakat Indonesia?" ungkap Hermawan kepada hadirin yang terdiri dari
para eksekutif berbagai perusahaan Jepang.
Pertanyaannya membuat
hadirin tambah penasaran dan menunggu terus jawaban Hermawan sambil
terus berceramah menggunakan bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh
Ketua Marunouchi Brand Forum, Hotaka Katahira ke dalam bahasa Jepang, di
Tokyo.
"Jawabannya gampang saja. Jokowi itu yang tak punya KTP
Jakarta, tapi menjadi Gubernur Jakarta menganut filosofi marketing
horizontal bukan vertikal. Merasa setara dengan masyarakat biasa,
sederhana, tak merasa sebagai orang besar, orang tinggi," lanjut
Hermawan.
Selain itu, Jokowi mengembalikan semua kepada
komunitas, masyarakat sekitar yang menentukan, tidak eksklusif tetapi
inklusif, berada di tengah masyaraka, bersama masyarakat, serta sama
derajat dengan setiap anggota masyarakat sehingga dia berhasil didukung
penuh oleh masyarakat.
"Sebagian besar kerjanya kini banyak blusukan
ke masyarakat karena memang merasa dirinya bagian dari masyarakat,
bukan hebat sendiri (bukan individual) mentang-mentang Gubernur, tetapi
lebih kepada konsep sosial. Itulah yang membuat Jokowi berhasil, bukan
karena mukanya yang ganteng, tetapi kesederhanaannya," papar Hermawan.
Hermawan juga memperkenalkan manajemen 3.0 yang bertopang pada humanisme, kemanusiaan, human spirit, dan menekankan pada karakter.
Selain
itu, Hermawan juga menekankan pentingnya tiga hal yang memengaruhi
bisnis di Indonesia, yaitu kalangan muda, wanita yang banyak mengambil
peran saat ini dalam kehidupan di Indonesia, serta komunikasi internet
yang jauh semakin besar dari 25 persen (2011) menjadi 45 persen (2012).
Saat ini, masyarakat Indonesia tersambung ke internet setiap hari
minimal 3 jam.
Hermawan juga mengajak para eksekutif Jepang
segera datang ke Indonesia untuk berinvestasi karena kesempatan bisnis
di tengah berkembang pesatnya perekonomian Indonesia dewasa ini sangat
besar. Sebelum memberikan ceramah di Tokyo, Hermawan menyempatkan diri
mengajar di Seoul. Selasa (30/7/2013) besok, ia akan terbang ke Hawaii,
Amerika Serikat (AS).(Richard Susilo dari Jepang)
by kompas